Mereka yang tau manisnya email marketing, akan tertawa melihat orang masih ragu mencobanya.
Pernah denger orang ngomong gini?
Sekarang eranya somed, email itu udah kuno
Jualan produk fisik gak cocok pakai email
Kebanyakan orang Indonesia gak buka email jadi promosi via email sama sekali gak efektif
Sosial Media
Sosmed memang luar biasa, tapi sistem & algoritamanya berubah terlalu cepat, maka sangat melehakan dan beresiko kalau menggunakannya sebagai satu-satunya.
Cara terbaiknya adalah manfaatkan sosmed untuk publikasi konten dengan tujuan menarik perhatian potential buyer dan memperkuat brand.
Poin pentingnya adalah jangan berhenti setelah orang menjadi follower, tarik mereka masuk email list secara sukarela, agar ke depan bisa dikelola mandiri.
Email memungkinkan untuk personalisasi, segmentasi, sehingga kita bisa berikan konten yang super relevan dan berkala sehingga akan memperkuat relationship.
Dibandingkan terus-menerus mencari dan mengejar pembeli baru tapi kehilangan buyer lama, secara biaya dan effortnya jauh sangat besar dan merugikan,
akan lebih baik jika kita bisa membuat buyer lama kembali transaksi mengambil penawaran baru kita.
Rajanya Konversi
Kalau memang produk fisik gak cocok pakai email, dan orang Indonesia gak buka email, kenapa banyak brand-brand besar dan top marketer menggunakan email?
Faktanya tingkat konversi email marketing adalah paling tinggi dibandingkan saluran promosi lainnya.
Menurut survey dari monetate.com konversi traffic dari email itu sekitar 4,24% sedangkan SEO atau mesin pencari 2,49% , dan sosmed hanya 0,59%
Michael Hyatt seorang mentor dan penulis buku top memiliki 115.000 subscriber email, membangun bisnis multi million dollar dari list email dan 90% penghasilannya memang berasal dari email.
Tapi BTW kenapa konversi email bisa paling tinggi?
Karena promosi dilakukan kepada mereka yang sudah kenal baik dan sudah terbentuk trust.
Menurut Kerry L Johnson dalam bukunya ‘Sales Magic’ sebanyak 83% transaksi penjualan terjadi karena si pembeli suka dengan penjualnya bukan karena produknya bagus atau diinginkan.
Nah untuk membuat seseorang suka itu ada prosesnya, minimal mereka harus kenal dulu.
Dan email memungkinkan untuk kita bisa mengenalkan diri atau produk kita dengan mudah secara berkala dengan biaya yang sangat murah.
Neil Patel mengatakan bahwa email punya kemampuan yang tidak dimiliki banyak saluran: menciptakan sentuhan pribadi yang berharga – dalam skala besar.
Kesimpulan:
Email marketing ada sejak lama, jauh sebelum era sosial media dan nyatanya masih eksis sampai sekarang juga.
Jika sudah merasakan manisnya email marketing maka kita akan tertawa saja melihat orang-orang yang masih ragu mencobanya.
Jika Anda ingin melihat gambaran detil bagaimana saya menggunakan database email sebagai mesin print uang sejak 2014...