Belajar dari Penjual Lem Lilin di Jalan Pasar

Seorang penjual ‘lem bentuk lilin’ menggelar dagangannya di jalan pasar tradisional…

Dia membawa 2 ember besar dan mengisi salah satunya dengan air.

Sebuah pisau ia keluarkan dari tasnya…
Lalu menusukannya ke ember yang berisi air.

Seketika ember robek memanjang sekitar 10cm dan airnya mengalir keluar dan ditampung oleh ember 1 lagi.

Dengan santai dia mengambil satu batang lem lilin, membakarnya dengan korek sekitar 5 detik…

Lalu mengoleskannya ke ember yang robek tadi.

Ajaibnya hanya dalam 1 olesan kuat, robekan pada ember langsung tertutup rapat kembali dan air berhenti mengalir.

Orang-orang yang penasaran mulai mendekat dan berkerumun.

Si penjual lem mengambil obeng, dan meminta penonton menusukannya ke ember lagi…

Terus dan terus dia beraktraksi mendemokan problem dan solusi dari produk yang dia jual.

“Berapaan lem nya Pak” seorang ibu tampak tidak punya banyak waktu untuk menunggu sesi aktraksi si Bapak..

“Lima rebu rupiah saja,, tapi kalau beli 2 saya kasih gratis 1 lagi…”

Tanpa pikir panjang si Ibu mengeluarkan uang Rp 10ribuan dan mengambil sendiri 3 batang lem lilinnya.

Dan orang-orang yang melihatnya mulai jongkok untuk ikut memilih lem dan membayar…

Ada yang membeli 1…
tapi lebih banyak yang memilih beli 2 gratis 1.

Kerumunan terus bertambah, orang yang membeli juga semakin banyak. Seperti itulah social proof bekerja..

Beberapa orang masih bertahan menonton tapi gak ikut membeli…

Si penjual mengambil sebuah pipa pralon dan memukulnya dengan palu.

Dia kembali mendemokan bagaimana paralon yang pecah itu bisa kembali rapat dengan olesan lem.

Salah satu dari penonton mengangguk-anggukan kepalanya dan mengeluarkan uang dari balik saku celananya..

Ya mungkin orang itu di rumahnya dia tidak punya problem dengan ember pecah tapi saat melihat pipa paralon ia merasa itu relevan untuknya.

“Saya jualan disini sudah 3 hari… ini hari terakhir ya… besok saya akan pulang kampung. Jadi jangan cari saya besok disini.. Kalau mau beli sekarang kesempatan terakhirnya…”

Ajaib..
Scarcity tersebut bekerja dengan baik.

Sebagian besar orang yang tersisa belum beli mulai berebut melakukan pembelian. Dalam sekejap lem yang ada habis tak bersisa..

See, Anda bisa lihat bagaimana si penjual lem dengan cerdas menerapkan social proof lalu dia memahami apa yang membuat calon pembeli menunda order…

Dan menerapkan smart scarcity (kelangkaan).

Sekarang bagaimana Anda juga bisa menerapkan 3 hal itu ke penjualan produk digital Anda?

Saya sudah membahasnya dalam iNtisales.

Chapter#2 tentang memahami kenapa calon pembeli menunda order dan skip penawaran Anda.

Chapter #7 tentang cara menggunakan social proof tanpa harus berbohong atau membuat tipuan.

Chapter #10 tentang cara membuat momentum dengan short scarcity dengan 3 option gimmick yang elegan.

Belum mengaksesnya?
Silahkan order iNtisales sekarang. Masukan kode kupon “TERBATAS”

Harga personal use Rp 150.000 Rp 97.000
Harga resell rights Rp 460.000 Rp 299.000

Kalau Anda mendapatkan kupon tidak bisa digunakan,

Artinya sudah saya nonaktifkan (ini bisa tanpa pemberitahuan) karena kuota sudah terpenuhi. Jadi silahkan manfaatkan sekarang.

“Saatnya Anda tau bagaimana trik di balik layar untuk mendapat lebih banyak penjualan produk digital!”






error: Content is protected !!