Bayangkan, Anda sedang tinggal di sebuah rumah dan di depannya ada jalan komplek.
Pedangang makanan lalu Lalang. Ada yang jualan bakso, mie ayam, rujak, tahu bulat, dll.
Mereka menciptakan bunyi dengan mukul mangkok, pakai speaker, ada juga yang berteriak manual.
Anda melihat dari balik kaca jendela, mengamati tanpa merasa terintimidasi atau terganggu secara privasi karena mereka berjualan atau promosi di ruang umum.
Berbeda kalau ternyata ada tukang jualan yang mengetuk pintu rumah Anda, untuk menawarkan produk. Disana Anda akan mulai terganggu.
Kenapa?
Karena jalan komplek adalah ruang umum, para penjual tersebut tidak menarget Anda secara personal.
Sedangkan rumah Anda adalah ruang pribadi, ketika mereka masuk ke ruang pribadi Anda maka Anda merasa terganggu.
Berbeda kalau saat penjual itu lewat di ruang umum, Anda tertarik lalu memanggilnya masuk ke bagian rumah Anda.
Di sana Anda bertanya-tanya, pilih varian atau mungkin nego harga dan akhirnya membeli.
Promosi di WhatsApp pun seharusnya seperti itu.
Status atau story WA adalah ruang umum. Sedangkan chat adalah ruang pribadi.
Ketika Anda menawarkan produk langsung via chat, gak heran kalau banyak yang risih dan menolak.
Apakah gak boleh jualan via chat?
Tentu boleh saja kalau tau strateginya.
Tidak langsung hardselling menawarkan produk, apa lagi gak kenal sama sekali, namanya nyepam.
Mau belajar lebih dalam? Saya tunggu di member Walover sekarang…
Klik Disini